Sunday, 22 March 2015

SISTEM TENAGA (POWER SYSTEM)



SISTEM TENAGA
(POWER SYSTEM)


2.1. DASAR TEORI
Sistem tenaga dalam suatu operasi pemboran terdiri dari dua subkomponen utama, yaitu :
1.   Power suplay equipment
Tenaga yang dibutuhkan pada suatu operasi pemboran dihasilkan oleh mesin-mesin besar, yang dikenal dengan "prime mover" (penggerak utama). Tenaga yang dihasilkan tersebut digunakan untuk keperluan-keperluan sebagai berikut :
·         sirkulasi lumpur,
·         hoisting, dan
·         rotary drill string.
2.  Distribution (transmission) equipment
Berfungsi untuk meneruskan atau menyalurkan tenaga dari penggerak utama, yang diperlukan untuk suatu operasi pemboran. Sistem distribusi (transmisi) yang biasa digunakan ada dua macam, yaitu sistem transmisi mekanis dan sistem transmisi listrik (electric). Rig tidak akan berfungsi dengan baik bila distribusi tenaga yang diperoleh tidak mencukupi. Oleh sebab itu diusahakan tenaga yang hilang karena adanya transmisi atau distribusi tersebut dikurangi sekecil mungkin, sehingga kerja mesin akan lebih efisien.
Sistem tenaga yang dipasang pada suatu unit operasi pemboran secara prinsip harus mampu memenuhi keperluan-keperluan sebagai berikut :
·      fungsi angkat,
·      fungsi rotasi,
·      fungsi pemompaan, dan
·      fungsi penerangan.

a. Menghitung keperluan tenaga untuk fungsi angkat
Tenaga dari fungsi angkat dari motor melalui transmisi, drawwork, drilling cable dan sistem takel yang terdiri dari crown block dan travelling block diteruskan ke rangkaian pipa bor.
Maka, rendemen total antara motor dan hook :
·      Conventiser         :  0,7 - 0,8
·      Transmisi             :  0,88
·      Drawwork           :  0,90
·      Takel                    :  0,87 untuk 8 kabel dan 0,85 untuk                     10 kabel
sehingga, rendemen total untuk 10 kabel adalah
    0,75  x  0,88  x  0,90  x  0,85  =  0,505
     Tenaga untuk fungsi pengangkatan harus mampu untuk melayani pemboran sampai kedalaman limit pada kondisi ekonomis.

b. Menghitung tanpa fungsi rotasi
     Tenaga untuk fungsi rotasi dapat dihitung dengan persamaan  sebagai berikut :

 ..............................                                              (2-1)

dimana :
    Pr          = tenaga fungsi rotasi, pk
    C          = kopel dalam kgm
    W         = kecepatan sudut, rad/detik
Sehingga, secara empiris tenaga untuk fungsi rotasi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
....................                                (2-2)
dimana,  
Pr    = tenaga rotasi, pk
    L           = kedalaman sumur, m
    N          =  putaran rotary table, rpm
    P           = beratan pada pahat (WOB), ton
    D          = diameter lubang bor, inch

c. Tenaga hidrolik
     Tenaga hidrolik dapat dirumuskan sebagai berikut :
    .............................                                                 (2-3)
dimana, 
    Ph         = tenaga hidrolik, pk
    Q          = debit dalam liter/menit = D2 x 19
    p           = tekanan sirkulasi , kg/cm2

d. Tenaga penerangan
     Dengan effisiensi 70% tenaga listrik yang diperlukan untuk berbagai keperluan seperti penerangan, pemanas, shale shaker dan lain-lain biasanya berkisar antara 30-48 kw generator berkapasitas 75 kw.

2.2. Prime Mover Unit
            Hampir semua operasi pemboran menggunakan prime mover jenis internal combution unit. Penentuan jenis mesin yang akan digunakan didasarkan pada besarnya jumlah tenaga yang diperlukan yang dapat diketahui dari casing program yang telah disusun dan kedalaman sumur. Tenaga yang dihasilkan prime mover berkisar antara 500 - 5000 HP. Salah satu spesifikasi prime mover dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Spesifikasi Prime Mover

·         Maks. beban hook yang bekerja
    400 tf
·         Kedalaman pemboran yang direko-mendasikan dengan drill pipe 4 1/2 in.
  
   7000 m
·         Power yang tersedia (tanpa pompa lumpur)
   3600 HP
·         Jumlah mesin yang digunakan
      4
·         Hoisting line diameter
     35 mm
·         Gaya maks. pada hoisting line
     44 tf
·         Jumlah line pada sistem pengangkatan
     12
·         Tenaga untuk drawwork
   3000 HP
·         Kecepatan drawworks
  4 + 2 R
·         Kecepatan maks. pada pembebanan
   0,37 m/s


            Peletakan prime mover tergantung dari berbagai faktor, antara lain Sistem transmisi (distribusi) yang digunakan, dan Ruang yang tersedia.
            Beberapa letak prime mover yang umum adalah sebagai berikut :
·      di bawah rig
·      di atas lantai bor
·      di samping atau di sisi rig, baik di atas tanah maupun di atas lantai bor pada struktur yang terpisah.
·      jauh dari rig                       

Sedangkan jumlah mesin yang biasa digunakan adalah :
a)      Dua atau tiga, pada umumnya operasi pemboran memerlukan dua atau tiga mesin.
b)      Empat, untuk pemboran yang lebih dalam menggunakan tenaga yang lebih besar sehingga mesin yang diperlukan  empat buah.
Jenis mesin yang digunakan :
a. Diesel compression engines.
b. Gas (spark ignition) engines

2.3. SISTEM TRANSMISI (DIstribusi Tenaga)
            Rig dapat berfungsi dengan baik bila distribusi tenaga yang didistribusikan dapat mencukupi semua kebutuhan tenaga yang dibutuhkan. Sebagian besar tenaga yang dihasilkan didistribusikan ke drawwork, rotary table, dan mud pump. Disamping itu perlu untuk penerangan, rig instrument (driller's console,) , serta air conditioners.
            Tenaga transmisi dihasilkan oleh satu atau lebih mesin harus diteruskan ke komponen utama rig yaitu hoisting, rotating dan circulation system. Sistem-sistem di atas dapat ditunjukkan pada Tabel 2.2.
   Sistem transmisi yang digunakan untuk distribusi tenaga dalam suatu operasi pemboran ada dua jenis yaitu sistem mekanik (mechanical power transmission) dan sistem listrik (electrical power transmission).

Tabel 2.2.
Sistem dan Komponen Operasi Pemboran

Sistem Utama
Komponen
Sistem Pengangkatan
Drawwork
Sistem Pemutar
Rotary Table
Sistem Lumpur
Mud Pump


2.3.1. Mechanical Power Transmission
Dalam proses distribusi tenaga dengan menggunakan sistem transmisi mekanik,  maka tenaga yang dihasilkan oleh mesin diteruskan secara mekanis.
Proses transmisi yang terjadi adalah sebagai berikut :
·      Tenaga yang dihasilkan oleh Prime Mover harus diteruskan dan dihubungkan bersama-sama dengan mesin-mesin yang lain untuk mendapatkan tenaga yang diinginkan. Hal ini dilakukan dengan hidraulic coupling (torque converter) yang dihubungkan bersama-sama.
·      Tenaga ini kemudian diteruskan melalui elaborate sproket chain linking (sistem rantai) yang secara fisik mendistribusikan tenaga ke unit-unit yang membutuhkan tenaga. Sistem ini sekarang banyak digantikan oleh tenaga listrik.

2.3.2. Electric Power Transmission
   Tenaga listrik yang biasa digunakan dihasilkan dari tenaga diesel (diesel-electrik). Pada sistem transimisi dengan diesel listrik, mesin diesel digunakan tenaga listrik dari generator listrik yang di depan block. Generator menghasilkan arus listrik, yang kemudian dialirkan melalui kabel ke suatu "control unit". Dari unit pengontrol tersebut tenaga listrik diteruskan melalui kabel tambahan ke motor listrik yang langsung dihubungkan ke sistem peralatan yang membutuhkan tenaga.
            Keuntungan distribusi tenaga dengan menggunakan electric power transmission antara lain adalah :
·      Lebih fleksibel, terutama mengenai peletakan,
·      Tidak memerlukan rantai (sabuk) penghubung,
·      Bentuknya lebih kompak dan portable.

2.4. PEMBAHASAN
Dalam melaksanakan suatu operasi pemboran sistem putar di perlukan kebutuhan tenaga yang tidak sedikit, yang pada umumnya disuplay oleh suatu penggerak utama yang disebut "prime mover". Jenis dan jumlah dari penggerak utama yang akan digunakan ditentukan berdasarkan pada besarnya jumlah tenaga yang diperlukan, yang dipengaruhi oleh casing program yang telah disusun dan kedalaman sumur.
Untuk meneruskan tenaga yang dihasilkan oleh prime mover, diperlukan suatu sistem penyalur (sistem transmisi) yang berfungsi untuk mendistribusikan tenaga tersebut. Sistem transimisi yang dikenal ada dua jenis yaitu sistem mekanik (mechanical power transmission) dan sistem listrik (electric power transmission). Pada dasarnya penggunaan mechanical power transmission maupun electric power transmission adalah sama, yaitu untuk mendistribusikan tenaga dari pembangkit ke sistem peralatan yang membutuhkannya dalam suatu operasi pemboran. Akan tetapi electric power transmission lebih banyak diminati, karena kemudahan-kemudahan
yang ditawarkan terutama yang berhubungan dengan perawatan, pengoperasian, peletakan serta dari dimensinya.
            Perencanaan sistem tenaga, baik itu sistem pembangkit maupun sistem transmisi harus optimum, karena sistem peralatan dalam operasi pemboran tidak akan dapat berfungsi dengan baik jika tenaga yang diperoleh tidak mencukupi ataupun distribusi tenaganya tidak maksimal.       

2.5. KESIMPULAN
            Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas adalah sebagai berikut :
1.    Dalam suatu pemboran, prime mover unit merupakan kebutuhan yang pokok, tanpa ini pemboran tidak akan berjalan.
2.    Penggunaan mesin ini ditentukan besarnya tenaga pada sumur yang didasarkan pada casing program dan kedalaman sumur.
3.    Pemakaian sistem transmisi listrik (electric power transmission) mempunyai beberapa keuntungan dari sistem yang lain yaitu :
·      lebih fleksibel letaknya,
·      tidak memerlukan rantai penghubung, dan
·      pada umumnya lebih kompak serta portable.
4.    Sistem peralatan pemboran tidak akan dapat berfungsi dengan baik jika distribusi tenaga tidak mencukupi kebutuhan yang ada.

2 comments:

  1. sistem angkst/hoisting system pada pemboran ada rumusnya gak mas??

    ReplyDelete
  2. pastinya ada mas Ginaz, karena yang namanya hositing system itu terdiri dari bbrp komponen yang harus kita design sesuai kebutuhan kita. sperti drawwork, crown block, travelling block, drill string dll. tpi utk rumusnya saya blm tau mas. mgkin teknik mesin lebih menguasai.

    ReplyDelete